Ekonompedia.com – Di tengah krisis pangan global yang melanda dunia, Indonesia, sebagai negara dengan potensi besar di sektor pertanian, justru terhambat oleh penurunan sektor ini. Hal ini menjadi ironi dan membuka pertanyaan besar: Mengapa Indonesia gagal memanfaatkan peluang emas ini?
Berdasarkan data BPS, sektor pertanian mengalami kontraksi sebesar 0,28% di kuartal I 2024. Penurunan ini dipicu oleh beberapa faktor, seperti:
- Cuaca Ekstrem: Fenomena La Niña yang menyebabkan kekeringan di beberapa wilayah berdampak pada hasil panen.
- Serangan Hama dan Penyakit: Hama dan penyakit tanaman menjadi momok bagi petani, menurunkan produktivitas dan kualitas hasil panen.
- Keterbatasan Infrastruktur: Keterbatasan infrastruktur irigasi, jalan, dan penyimpanan pasca panen menghambat distribusi dan akses pasar bagi petani.
- Kelemahan Kelembagaan: Kelemahan kelembagaan di sektor pertanian, seperti akses modal yang terbatas dan pendampingan petani yang kurang memadai, juga menjadi faktor penghambat.
Kondisi ini sangat ironis, mengingat Indonesia memiliki potensi besar di sektor pertanian. Lahan yang luas, iklim yang tropis, dan sumber daya manusia yang melimpah seharusnya menjadi modal utama untuk menjadi negara lumbung pangan dunia.
Di tengah krisis pangan global, banyak negara di dunia yang berlomba-lomba meningkatkan produksi pangan mereka. Indonesia, dengan potensinya yang besar, seharusnya bisa memanfaatkan peluang ini untuk meningkatkan ekspor pangan dan mendapatkan keuntungan ekonomi yang signifikan.
Namun, alih-alih menjadi pemain utama, Indonesia justru tertinggal. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan di sektor pertanian.
Apa yang perlu dilakukan?
Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk meningkatkan daya saing sektor pertanian. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
- Meningkatkan Investasi: Meningkatkan investasi di sektor pertanian untuk membangun infrastruktur, teknologi, dan sumber daya manusia yang lebih baik.
- Memperkuat Kelembagaan: Memperkuat kelembagaan di sektor pertanian, seperti memberikan akses modal yang mudah dan pendampingan petani yang lebih intensif.
- Meningkatkan Riset dan Pengembangan: Meningkatkan riset dan pengembangan untuk menghasilkan varietas tanaman yang tahan hama dan penyakit, serta teknologi pertanian yang lebih efisien.
- Memperluas Pasar: Memperluas pasar untuk produk pertanian Indonesia, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Dengan langkah-langkah yang tepat dan komitmen yang kuat dari semua pihak, Indonesia dapat memanfaatkan peluang emas di tengah krisis pangan global dan menjadi negara lumbung pangan dunia yang dibanggakan.