EKONOMPEDIA.COM – Falga Group telah menyelesaikan proyek Terminal LPG Jayapura dengan konsep konstruksi berkelanjutan di Papua. Menurut CEO & Managing Partner Falga Group, Ronald Edy Simamora, penerapan sustainable construction di proyek ini meliputi penggunaan bahan material low emission, seperti jendela dan material recycle.
“Lalu ada juga material yang explosion proof tahan ledakan sehingga mengurangi dampak sosial seperti kabel explosion proof, CCTV explosion proof, dan sebagainya,” ujar Ronald.
Proyek ini juga menggunakan Terminal Automation System (TAS) untuk mengoptimalkan penggunaan energi dan mengurangi emisi karbon. Selain itu, tenaga kerja bersertifikasi green building juga digunakan untuk membangun bangunan yang ramah lingkungan.
“Lalu kami juga mempekerjakan 60 persen warga lokal dengan tujuan memberikan dampak sosial revenue ke masyarakat juga kami menerapkan workplace diversity dimana kami menggandeng kaum difabel untuk pekerjaan tertentu,” jelasnya.
Untuk diketahui, selain konsumsi dan manufaktur, sektor konstruksi menjadi salah satu penopang roda perekonomian nasional tanah air. Sektor konstruksi mampu mendorong percepatan infrastruktur dan pembangunan di seluruh negeri.
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi sektor konstruksi mencapai 10 persen untuk Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2022. Kontribusi ini menjadikan sektor konstruksi masuk dalam 5 besar sektor yang berperan dalam PDB. Sektor ini pun turut menyumbang dalam upaya mencapai keberlanjutan lingkungan, pengurangan karbon, hingga SDG’s.
Pemerintah pun terus menggenjot konsep sustainable construction demi menjaga keberlanjutan pembangunan yang lebih baik. Dengan begitu, pembangunan di Indonesia bisa sesuai dengan standar Environmental, Social and Governance (ESG) sekaligus membantu pencapaian Net Zero Emission (NZE) 2060.
Meski begitu, upaya tersebut masih belum maksimal, karena Indonesia masih berada di posisi bawah dalam pembangunan berkelanjutan berdasarkan data Green Finance Index Global 2022.
Pihak Falga Group juga mendorong agar proyek-proyek yang menerapkan sustainable construction terus berlanjut, karena memiliki banyak manfaat, seperti menghemat sumber daya dan dapat membuat akses pendanaan besar ke perbankan. Namun, upaya ini masih belum maksimal, sehingga diperlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, swasta, dan masyarakat. “Kemudian juga tentunya edukasi dan sosialisasi kepada pelaku konstruksi,” pungkasnya.