Deindustrialisasi Jadi Ancaman Serius Bagi Ekonomi RI, Bank Dunia Desak Peningkatan Daya Saing Industri

By akbarokah 2 Min Read
Deindustrialisasi Jadi Ancaman Serius Bagi Ekonomi RI, Bank Dunia Desak Peningkatan Daya Saing Industri (Ilustrasi)
Deindustrialisasi Jadi Ancaman Serius Bagi Ekonomi RI, Bank Dunia Desak Peningkatan Daya Saing Industri (Ilustrasi)
- Advertisement -

EKONOMPEDIA.COM – Deindustrialisasi, atau fenomena menyusutnya sektor manufaktur dalam perekonomian, menjadi ancaman serius bagi masa depan ekonomi Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh Bank Dunia dalam laporannya terbaru yang berjudul “Indonesia: Meningkatkan Daya Saing Manufaktur untuk Pertumbuhan dan Kemakmuran yang Lebih Inklusif.”

Laporan tersebut menunjukkan bahwa kontribusi sektor manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia terus menurun selama beberapa dekade terakhir. Pada tahun 2022, kontribusi sektor manufaktur hanya mencapai 19,1%, jauh di bawah negara-negara tetangga seperti Malaysia (23,5%) dan Thailand (27,3%).

Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya tingginya biaya logistik, infrastruktur yang tidak memadai, dan regulasi yang rumit. Faktor-faktor ini membuat industri manufaktur di Indonesia menjadi kurang kompetitif dibandingkan dengan negara-negara lain.

Bank Dunia memperingatkan bahwa deindustrialisasi dapat berakibat fatal bagi ekonomi Indonesia. Sektor manufaktur merupakan sumber utama penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi. Jika sektor ini terus menyusut, maka akan terjadi peningkatan pengangguran dan kemiskinan.

- Advertisement -

Oleh karena itu, Bank Dunia mendesak pemerintah Indonesia untuk mengambil langkah-langkah konkret untuk meningkatkan daya saing industri manufaktur. Langkah-langkah tersebut antara lain:

  • Memperbaiki infrastruktur, seperti jalan, pelabuhan, dan bandara.
  • Menyederhanakan regulasi dan birokrasi.
  • Meningkatkan akses terhadap pendanaan.
  • Mengembangkan sumber daya manusia.

Bank Dunia juga merekomendasikan agar pemerintah Indonesia fokus pada pengembangan industri-industri yang memiliki nilai tambah tinggi, seperti industri elektronik dan otomotif.

Peningkatan daya saing industri manufaktur bukan hanya penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga untuk menciptakan lapangan kerja yang berkualitas dan meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia.

Data dan Fakta:

  • Kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB Indonesia turun dari 26% pada tahun 1990 menjadi 19,1% pada tahun 2022.
  • Sektor manufaktur di Indonesia mempekerjakan sekitar 13 juta orang.
  • Tingginya biaya logistik menjadi salah satu faktor utama yang membuat industri manufaktur di Indonesia kurang kompetitif.
  • Bank Dunia memperkirakan bahwa deindustrialisasi dapat mengakibatkan hilangnya 1,3 juta lapangan kerja di Indonesia.
- Advertisement -
Share This Article