Ekonompedia.com – McDonald’s dan KFC, dua raksasa makanan cepat saji global, tengah dilanda badai di wilayah Asia dan Timur Tengah. Seruan boikot yang menggema akibat dukungan mereka terhadap Israel dalam konflik Palestina memicu kerugian finansial signifikan bagi kedua perusahaan.
Awal Mula Boikot:
Boikot bermula pada Mei 2021, dipicu serangan udara Israel di Gaza yang menelan banyak korban jiwa. Media sosial dibanjiri seruan untuk memboikot produk McDonald’s dan KFC karena perusahaan-perusahaan ini diduga memiliki hubungan dengan Israel.
Kaitan dengan Israel:
Tuduhan ini didasarkan pada beberapa faktor, termasuk:
- Kepemilikan saham: Perusahaan induk McDonald’s, McDonald’s Corporation, memiliki saham minoritas di Al-Balad Food Products Company, yang mengoperasikan McDonald’s di Israel.
- Waralaba: KFC di Israel dioperasikan oleh Delek Group, sebuah perusahaan yang memiliki hubungan erat dengan pemerintah Israel.
- Donasi: McDonald’s Israel dilaporkan telah menyumbang dana untuk organisasi yang mendukung militer Israel.
Dampak Finansial:
Boikot ini berdampak signifikan terhadap pendapatan McDonald’s dan KFC di wilayah Asia dan Timur Tengah. Penjualan di beberapa negara anjlok hingga 50%. Di Malaysia, ratusan gerai KFC bahkan terpaksa tutup.
Upaya Penyelamatan:
Kedua perusahaan telah berusaha meredakan situasi dengan menyatakan netralitas dalam konflik Israel-Palestina. McDonald’s bahkan mengumumkan penangguhan sementara operasi di Israel. Namun, upaya ini tampaknya belum cukup untuk meredakan kemarahan publik.
Analisis:
Boikot ini menunjukkan kekuatan media sosial dalam memobilisasi aksi massa dan memberikan tekanan pada perusahaan multinasional. Hal ini juga menjadi pengingat bahwa konsumen di negara-negara mayoritas Muslim memiliki kepedulian tinggi terhadap isu-isu Palestina.
Masa Depan yang Tidak Pasti:
Masih belum jelas bagaimana McDonald’s dan KFC dapat memulihkan reputasi mereka di wilayah Asia dan Timur Tengah. Masa depan mereka di kawasan ini tampaknya bergantung pada bagaimana mereka menangani isu-isu sensitif ini dengan lebih hati-hati dan bertanggung jawab.
Kesimpulan:
Boikot anti-Israel menjadi tamparan keras bagi McDonald’s dan KFC. Kasus ini menjadi pelajaran penting bagi perusahaan multinasional untuk bersikap netral dan menghormati nilai-nilai dan keyakinan masyarakat di negara-negara tempat mereka beroperasi.