EKONOMPEDIA.COM-Konsensus para ekonom memprediksi Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan suku bunga acuan BI Rate di level 6,25% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Mei 2024. Prediksi ini didasarkan pada beberapa faktor, antara lain:
- Memperkuat Stabilitas Rupiah: Tekanan eksternal terhadap rupiah masih ada, terutama dengan volatilitas di pasar keuangan global. Menahan BI Rate diyakini dapat membantu memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah.
- Menjaga Pertumbuhan Ekonomi: Kenaikan BI Rate sebelumnya pada April 2024 diprediksi dapat sedikit menekan pertumbuhan ekonomi. Menahan BI Rate di level 6,25% diharapkan dapat menjaga keseimbangan antara stabilitas dan pertumbuhan.
- Inflasi Terkendali: Ekspektasi inflasi masih dalam kisaran sasaran BI, yaitu 2,5±1% pada 2024 dan 2025. Hal ini menjadi indikator bahwa BI tidak perlu menaikkan BI Rate untuk meredam inflasi.
- Kebijakan Moneter Pre-emptive: Kenaikan BI Rate sebelumnya dilakukan sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap dalam sasaran. Menahan BI Rate di level 6,25% menunjukkan BI masih dalam sikap waspada namun tidak terburu-buru menaikkan suku bunga.
Meskipun konsensus memprediksi BI Rate akan tetap di 6,25%, beberapa ekonom memperkirakan ada peluang BI untuk menaikkan suku bunga secara moderat, yaitu 0,25%. Alasannya adalah untuk mengantisipasi potensi kenaikan inflasi global dan menjaga daya tarik investasi di Indonesia.
Keputusan BI pada RDG Mei 2024 akan menjadi kunci penting dalam arah kebijakan moneter Indonesia di tengah kondisi global yang penuh tantangan. BI perlu menimbang dengan cermat berbagai faktor untuk mencapai keseimbangan antara stabilitas dan pertumbuhan ekonomi.