Di tengah masifnya era digital, masih jarang anak muda yang memilih bekerja di bidang konvensional, seperti pertanian dan budidaya. Namun, berbeda dengan Isna Rafidah, Gen-Z lulusan Politeknik Jember ini memilih untuk menggeluti agribisnis dengan fokus pada pertanian menggunakan sistem hidroponik.

Perempuan asal Desa Campurejo, Kecamatan Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro ini menggunakan green house yang ditenagai sel surya untuk sistem hidroponik miliknya. Hal ini dilakukan bukan tanpa alasan. Menurut Isna, penggunaan green house sangat membantu dalam menjaga suhu dan kelembaban, dua faktor penting dalam pertumbuhan tanaman.
“Dengan menggunakan green house juga mempermudah pengendalian hama, sehingga tanaman tumbuh sehat dan optimal.”
Isna baru membangun usahanya 2024 lalu setelah merasa bahwa memiliki usaha sendiri lebih cocok untuknya. Sampai saat ini, ia telah membudidayakan tiga jenis tanaman, yaitu selada, sawi pakcoy, dan seledri. Kedepannya, ia memiliki rencana untuk membudidayakan melon, juga dengan sistem hidroponik.
Meskipun merupakan lulusan jurusan pertanian, ia mengaku sistem hidroponik bukan merupakan hal ia pelajari selama masa kuliah, sehingga ia harus mempelajari kembali dari berbagai sumber. Meski begitu ilmu yang didapat semasa kuliah tetap berkontribusi dalam perkembangan bisnisnya, terutama pengetahuan tentang tanaman dan hal-hal yang mendukung pertumbuhan tanaman.
Dalam satu bulan, Isna dapat melakukan empat kali panen. Sekali panen, green house hidroponiknya mampu menghasilkan 20 hingga 30 kilogram sayuran segar.
Ia menjual panennya dengan harga Rp30.000 per kilogram (untuk selada) secara petik sayur perorangan, melalui pesanan khusus, maupun di pasar tradisional. Nominal keseluruhan terbilang cukup menjanjikan untuk mendukung pengembangan bisnisnya.
“Pasar tanaman hidroponik sangat terbuka, terutama untuk cafe dan restoran sekitar yang mencari sayuran fresh dan berkualitas,” tutur Isna. Hasil hidroponiknya memang sangat diminati di industri kuliner sekitar, terutama selada. Sayur dapat dipanen langsung dalam waktu dekat sehingga lebih segar.
Tak berhenti di situ, Isna juga mengembangkan usahanya di sektor agribisnis lain, yakni budidaya jamur tiram. Dengan ketekunan dan inovasi, memanfaatkan ilmu yang dimiliki, ia perlahan membangun pertanian modern yang adaptif dan berkelanjutan. Membuktikan bahwa sektor pertanian tetap menarik dan menjanjikan, bagi generasi muda sekalipun.

Isna sapaannya juga membuka kesempatan untuk belajar bersama mengenai pertanian hidroponik dan budidaya jamur dengan mengunjungi green housenya. Selain itu, seperti halnya Gen-Z yang melek teknologi, ia juga aktif membagikan informasi tentang usaha miliknya melalui konten sosial media, TikTok dan Instagram, di akun kutanami_id.