EKONOMPEDIA.COM-Harga minyak dunia kembali melonjak menembus level US$100 per barel, dipicu oleh berbagai faktor seperti ketegangan geopolitik, krisis energi global, dan pemulihan ekonomi pasca pandemi beberapa tahun lalu. Kenaikan ini memicu kekhawatiran akan potensi naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi di Indonesia, khususnya Pertalite dan Solar, yang menjadi nadi kehidupan bagi masyarakat luas.
Dilema pun muncul. Di satu sisi, pemerintah berusaha menjaga daya beli masyarakat dengan menahan harga BBM subsidi. Di sisi lain, lonjakan harga minyak dunia terus membebani keuangan negara.
Berdasarkan data per 30 Maret 2024, harga minyak mentah Brent berada di level US$105 per barel, dan WTI di US$100 per barel. Harga ini jauh di atas asumsi harga minyak dalam APBN 2024 yang sebesar US$90 per barel.
Kondisi ini berpotensi memperbesar beban subsidi energi, yang diprediksi mencapai Rp502,4 triliun pada tahun 2024. Kenaikan harga BBM subsidi dikhawatirkan akan memicu inflasi dan memperlemah daya beli masyarakat, terutama kelompok ekonomi menengah ke bawah.
Pemerintah telah mengambil berbagai langkah untuk meredam dampak kenaikan harga minyak dunia, seperti:
- Menambah kuota BBM subsidi:Pemerintah menambah kuota Pertalite dari 23,05 juta kiloliter (KL) menjadi 29,05 juta KL dan Solar subsidi dari 15,1 juta KL menjadi 17,8 juta KL.
- Menyalurkan bantuan sosial: Pemerintah menyalurkan bantuan sosial kepada masyarakat miskin dan rentan untuk membantu meringankan beban ekonomi.
- Mendorong penggunaan energi alternatif: Pemerintah mendorong penggunaan energi alternatif seperti kendaraan listrik dan biofuel.
Namun, langkah-langkah tersebut dirasa belum cukup untuk mengatasi dampak kenaikan harga minyak dunia secara jangka panjang. Diperlukan solusi yang lebih komprehensif dan berkelanjutan.
Pemerintah perlu mempertimbangkan berbagai opsi kebijakan dengan cermat, seperti:
- Penerapan subsidi tepat sasaran:Subsidi BBM diarahkan kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan, seperti kelompok ekonomi menengah ke bawah.
- Penyesuaian harga BBM secara bertahap: Kenaikan harga BBM dilakukan secara bertahap dan terukur untuk meminimalisir dampak inflasi.
- Pengembangan energi alternatif: Mempercepat pengembangan energi alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada BBM fosil.
Kenaikan harga BBM subsidi adalah sebuah dilema ekonomi yang tidak mudah dipecahkan. Diperlukan solusi yang tepat dan berkelanjutan agar dapat meminimalisir dampak negatif bagi masyarakat dan ekonomi nasional.