80 Juta Pekerjaan Akan Hilang Imbas AI, Kemenko Perekonomian: Pekerjaan di Sektor Administrasi Rentan

By akbarokah 2 Min Read
80 Juta Pekerjaan Akan Hilang Imbas AI, Kemenko Perekonomian: Pekerjaan di Sektor Administrasi Rentan
80 Juta Pekerjaan Akan Hilang Imbas AI, Kemenko Perekonomian: Pekerjaan di Sektor Administrasi Rentan
- Advertisement -

EKONOMPEDIA.COM– Kementerian Koordinator Perekonomian (Kemenko Perekonomian) mengatakan, ada sekitar 80 juta lapangan kerja akan hilang imbas perkembangan teknologi salah satunya Artificical Intelligence (AI). Hal tersebut disampaikan Plh Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi, Ketenagakerjaan, dan UMKM Kemenko Perekonomian Musdhalifah Machmud dalam Media Briefing di kantor Kemenko Perekonomian.

“Dengan perkembangan teknologi nanti yang akan semakin cepat ke depan ada sekitar 80 juta lapangan kerja akan hilang,” kata Musdhalifah. Meski demikian, kemajuan teknologi tersebut juga berimbas terhadap kemunculan 67 juta lapangan kerja baru dengan skill baru yang dibutuhkan.

Pekerjaan yang rentan hilang seiring kemajuan teknologi adalah pekerjaan yang bersifat administrasi. “Yang jelas pertama pekerjaan yang sifatnya rutin dan berulang, kemudian sifatnya administrasi. Itu sudah pasti akan tergantikan karena semua sudah bisa terbaca oleh algoritma,” kata Asisten Deputi Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja Kemenko Perekonomian Chairul Saleh.

Posisi pekerjaan lainnya yang berpotensi hilang yaitu data entry, executive secretary, bookkeeping, accountant, factory workers, business services, administration manager, client information, dan customer service. “Saat ini kita sudah mulai merasakan untuk bertransaksi perbankan kita sudah tidak perlu teller, kita sudah punya automatic teller machine yang memang bisa setor tunai dan segala macam gitu. Dan sekarang juga udah ada e-banking,” ujar Chairul.

- Advertisement -

Berdasarkan hal tersebut, Chairul mengatakan, pemerintah harus melatih dan menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang mempunyai skill mengelola AI untuk menjalankan pekerjaan baru yang akan muncul. “Di sini memang ini kita enggak bisa hindari karena pemerintah sendiri mendapatkan benefit juga dari ekonomi digital,” ucap dia.

Dengan demikian, meski berita ini tampak menyedihkan, kita harus melihatnya sebagai sebuah tantangan. Kita harus berjuang bersama untuk industri tekstil kita, karena pada akhirnya, yang terpenting adalah kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan ekonomi kita.

- Advertisement -
Share This Article