Angin segar harapan akan kemandirian ekonomi dan bangkitnya potensi lokal kini berembus kencang di 12 desa Kecamatan Gayam, Bojonegoro. Operator Blok Cepu, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) yang bermitra dengan Lestari Muda Indonesia, telah merampungkan musyawarah desa untuk sosialisasi program peningkatan kapasitas perencanaan dan pengembangan potensi desa selama dua hari kemarin (9-10/7). Inti dari kegiatan ini adalah pembentukan Tim Pengelola Inovasi Desa (TPID), sebuah tim yang diharapkan menjadi ujung tombak dalam menggali dan memetakan kekayaan inovatif di masing-masing desa.

Kehadiran TPID sangat krusial. Tim yang beranggotakan enam orang, termasuk sekretaris desa, kaur perencanaan, dan perwakilan perempuan ini, akan menjadi perwakilan masyarakat dalam mengidentifikasi potensi desa. Mereka juga akan mendapatkan fasilitas dan pendampingan khusus dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Desa, sehingga potensi yang sudah dirumuskan dapat diwujudkan menjadi program unggulan desa atau bahkan program unggulan kawasan pedesaan yang berdampak luas.

Selama sosialisasi, masyarakat menampakkan antusiasmenya terhadap program ini. Kepala Desa Katur, Sukono, mengungkapkan harapannya agar program ini dapat menumbuhkan ikon desa yang mampu menggerakkan roda perekonomian lokal. “Kami berharap adanya ikon desa dapat menjadi sumber ekonomi baru dan membangkitkan rasa bangga masyarakat terhadap desanya,” ujarnya.

Sukono menambahkan bahwa Desa Katur, misalnya, memiliki cita-cita untuk dikenal sebagai “Kampung Kambing.” Konsep ini diharapkan tidak hanya menjadi sumber ekonomi baru dari sektor peternakan, tetapi juga menjadi identitas yang kuat bagi desa. Dia juga menekankan pentingnya TPID untuk jeli menggali potensi lain seperti kebudayaan dan pariwisata yang dapat memperkuat daya tarik desa secara keseluruhan.

“Dengan program ini, kami terbantu dalam mencari ikon desa yang sebenarnya desa memiliki cita-cita bahwasanya Desa Katur ini terkenal dengan peternakan kambingnya,” tutur Sukono, menunjukkan optimisme warga terhadap program ini.

Lebih lanjut, perwakilan EMCL, Ali Mahmud, menegaskan komitmen perusahaannya dalam mendukung pembangunan desa melalui program ikon desa ini. Dia menjelaskan bahwa ikon desa yang nantinya dihasilkan akan disusun melalui RKP Desa sebagai acuan pengembangan program.

Ali juga menyampaikan apresiasi atas dukungan pemerintah desa dan masyarakat terhadap kelancaran operasi Lapangan Banyu Urip yang dikelola EMCL.

Senada dengan itu, Manager Program Lestari Muda Indonesia, Edi Prayitno, menyampaikan terima kasih atas partisipasi aktif seluruh desa. Edi berharap TPID dapat menjadi motor penggerak dalam menggali potensi desa, sehingga ikon yang dihasilkan benar-benar memberikan dampak nyata bagi masyarakat luas.

Dia menambahkan, proses sosialisasi di 12 desa berjalan cepat dan tepat sasaran berkat pelibatan masyarakat. Musyawarah ini juga berhasil mengungkap beragam potensi yang siap dikembangkan di 12 desa Kecamatan Gayam. Mulai dari potensi wisata alam yang dapat dipadukan dengan budaya lokal, potensi pertanian dan peternakan, hingga potensi hasil alam yang dapat diolah menjadi makanan ringan.

Keberadaan TPID diharapkan mampu mengoptimalkan potensi-potensi ini menjadi program unggulan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Gayam. Kegiatan Musyawarah Desa Sosialisasi ditutup dengan penyerahan berita acara pembentukan TPID dan dilanjutkan dengan diskusi kelompok mengenai inventarisasi potensi desa di masing-masing wilayah, menandai langkah awal yang konkret bagi masa depan ekonomi Gayam.