Apa itu Hukum Permintaan dan Penawaran?

By Ekonompedia 6 Min Read
- Advertisement -

Dalam dunia ekonomi, pasti kita sudah tidak asing dengan istilah supply (penawaran) and demand(permintaan). Dua istilah ini saling berkaitan satu sama lain, serta tidak akan terpisah dalam dunia ekonomi. Hukum permintaan dan penawaran adalah teori yang menjelaskan interaksi antara penjual dan pembeli untuk suatu sumber daya tertentu.

Lalu, apa sih yang dimaksud dengan supply dan demand?

Supply adalah jumlah keseluruhan barang atau jasa yang akan dijual atau ditawarkan oleh produsen pada berbagai macam tingkat harga. Dalam hukum penawaran jumlah barang yang ditawarkan akan selalu berbanding lurus dengan harganya. Artinya, jika harga barang naik, maka jumlah barang yang ditawarkan bertambah. Sebaliknya, jika harga turun, maka jumlah barang yang ditawarkan akan berkurang.

Sedangkan demand ialah jumlah keseluruhan barang dan jasa yang ingin dibeli oleh konsumen pada berbagai macam tingkat harga. Dalam hukum permintaan mengatakan bahwa jumlah barang yang diminta akan selalu berbanding terbalik dengan harganya. Artinya jika harga barang naik, maka jumlah barang yang diminta akan berkurang. Sebaliknya, jika harga barang turun, maka jumlah barang yang diminta akan bertambah.

Singkatnya, Hukum permintaan yakni ketika suatu harga barang atau jasa turun, maka jumlah permintaan akan naik. Sebaliknya saat harga barang yang diminta naik, maka permintaan akan turun.

- Advertisement -

Grafik seimbang supply demand

Dari kacamata produsen, tentu akan berusaha mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dengan pengeluaran yang  seminimal mungkin. Sedangkan bagi konsumen, akan membeli suatu produk dengan harga yang minimal dan kualitas yang maksimal. Dari pernyataan berikut, bisa kita lihat bahwa akan ada titik temu antara harga produk dan kualitas produk yang disepakati oleh produsen maupun konsumen.

Dari pengertian di atas, tentu keterkaitan supply dan demand terjadi karena ada beberapa faktor yang memengaruhi. Faktor-faktor yang mempengaruhi 

1. Biaya produksi

Untuk menghasilkan produk yang berkualitas umumnya diperlukan proses yang panjang. Akibatnya biaya produksi pun membengkak. Namun, sifat dasar perusahaan yang selalu menekan  pengeluaran akan selalu dilakukan. Karena bagaimanapun biaya ini harus kembali lagi dalam bentuk pemasukan yang juga seimbang.

- Advertisement -

2. Tingkat kemampuan produksi

Pada perusahaan berskala kecil, umumnya tingkat produksi juga rendah. Sementara pada perusahaan besar, berlaku sebaliknya. Kesimpulannya, kemampuan produksi semacam ini akan langsung berdampak pada posisi penawaran di pasar konsumen.

3. Beban pajak

- Advertisement -

Pajak memang selalu menjadi beban persoalan tersendiri bagi setiap pengusaha. Dengan demikian, pengusaha harus ikut mengkalkulasikan harga jual agar pendapatan sudah berupa netto. Maka agar produk tetap diminati, alternatif yang bisa diambil adalah dengan mengambil margin keuntungan yang wajar.

4. Peralatan yang digunakan

Perbedaan paling mencolok akan terlihat dari kecanggihan peralatan antara perusahaan kecil dengan perusahaan besar. Pada perusahaan kecil, alat-alat produksi memang cenderung belum menggunakan automatic machine. Akibatnya jumlah produk yang dihasilkan lebih sedikit dan cenderung lebih lama. Lain halnya dengan penggunaan alat berteknologi. Penawaran atas jumlah barang akan terus berjalan karena dalam waktu yang singkat mampu menghasilkan jumlah yang lebih besar.

Sedangkan untuk faktor –faktor yang mempengaruhi demand ialah :

1. Skala pendapatan

Tidak akan ada pembelian jika konsumen tidak memiliki pendapatan. Maka bisa dikatakan faktor ini adalah titik utama terjadinya permintaan. Pendapatan yang semakin besar akan lebih mudah mendapatkan barang apapun. Termasuk barang dengan harga yang tinggi sekalipun. Begitupun sebaliknya jika pendapatan rendah.

2. Harga barang

Sebagai pengguna barang, tentu konsumen menginginkan harga sehemat mungkin dengan kualitas yang cukup. Sehingga ketika harga barang berada pada tingkat yang rendah, permintaan pun terus bertambah.

3. Prediksi harga mendatang

Biasanya kondisi ini akan terjadi pada barang investasi yang cenderung naik setiap waktu. Atau bisa juga karena adanya barang bermanfaat tinggi yang akan diumumkan mengalami kenaikan harga kedepannya. Akibatnya di rentang waktu yang pendek, lonjakan permintaan pun jauh lebih melejit.

4. Hadirnya barang substitusi

Mungkin faktor ini adalah salah satu kekhawatiran terbesar setiap pengusaha. Karena jika produk dengan harga yang ditawarkan tidak sepadan, jangan salahkan konsumen saat mereka lebih memilih produk pesaing. Bisa jadi produk sejenis yang dimiliki pengusaha lain berkualitas sama dengan harga yang lebih memikat. Nah, inilah yang disebut sebagai barang substitusi atau pengganti.

5. Selera konsumen

Diantara faktor lainnya, aspek inilah yang paling sulit diukur. Sebab tidak semua orang memiliki selera yang sama di satu waktu. Atau mungkin saja produk tersebut ternyata rilis disaat selera konsumen terhadap produk sudah tidak mendukung lagi. Untuk mengetahui minat yang sedang berkembang maka lakukanlah riset pasar. Dalam pengembangan bisnis, analisis supply dan demand sangat diperlukan. Jika jumlah supply dan demand sudah sesuai di pasaran, maka akan berdampak pada kepuasan konsumen yang pada akhirnya perusahaan akan mampu menciptakan nilai jual dan meningkatkan daya saing produknya.

- Advertisement -
Share This Article