EKONOMPEDIA.COM – Gojek dan inDrive mengumumkan masih merekrut mitra taksi dan ojek online. Apa hal ini dilakukan karena masih kekurangan driver online?
“Kami adalah perusahaan yang selalu membuka kesempatan bagi para pengemudi di luar sana yang ingin mendaftar,” ujar Ryan Rwanda, Business Development Representative inDrive Indonesia.
Meski tidak merinci jumlah pengemudi taksi dan ojek online perusahaan tersebut, Ryan menyebut jumlahnya “ribuan”. Gojek menyusul dengan membuka rekrutmen, namun perusahaan menyesuaikan langkahnya sesuai permintaan di masing-masing daerah. “Kalau kita mencatat kekurangan, baru kita buka pendaftaran baru,” kata Gede Manggala, Head of Region and External Affairs Gojek.
“Perhatian utama kami adalah agar konsumen tidak perlu menunggu lama. Taksi dan ojek online jangan pernah kecewa karena persaingan yang ketat,” tambah Gede. “Dasarnya adalah kota demi kota.” Berdasarkan indikator tersebut, Gede menyatakan pasokan mitra ojek Gojek sudah mencukupi. Namun, studi terbaru oleh mahasiswa doktoral London School of Economics Muhammad Yorga Permana menunjukkan bahwa 66% dari 1.000 kurir dan pengemudi ojek online ingin bekerja di kantor. Dua pertiga dari mereka menyatakan bahwa jika mereka bisa memilih, mereka lebih memilih pekerjaan tradisional dengan jadwal 9 to 5 daripada menjadi pengemudi ojek online.
Ada tiga hal yang mendorong ojek online mempertimbangkan menjadi pekerja kantoran. Pertama, janji tentang penghasilan mereka dianggap tidak tepat. Selain itu, jumlah pesaing atau driver online tumbuh secara signifikan. Terakhir, guncangan ekonomi akibat pandemi corona telah membebani mereka. Demikian hasil kajian yang dilakukan para pengemudi ojek online di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) tahun 2021-2022.